KATA KUNCI Kesiapan Pengelola, Pembelajaran New
Normal, Pandemi Covid 19 INFO ARTIKEL Received: 18 Mei 2023 Revised: 20 Mei 2023 Accepted: 20 Mei 2023 |
ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesiapan pengelola lembaga PAUD menghadapi pembelajaran new normal pandemic covid-19. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif metode survei. Sumber data penelitian diperoleh dari lima belas pengelola PAUD yang berada di daerah Kecamatan Way jepara dan Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur. Teknik pengumpulan
data dengan memberikan
instrument berupa daftar pertanyaan
kesiapan sekolah dalam pembelajaran tatap muka di masa pandemi covid 19. Teknik analisis
data menggunakan analisis
deskriptif kuantitaif dengan teknik presentasi kesiapan pengelola dari seluruh indikator yang telah ditentukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 26 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelola lembaga PAUD telah siap menghadapi pembelajaran New Normal Pandemi
Covid 19 dengan berbagai kesiapan yang telah dilakukan agar kegiatan belajar mengajar mampu berjalan dengan optimal dan kesehatan seluruh warga sekolah. |
PENDAHULUAN
Covid 19 melanda keadaan seluruh dunia, berdampak di seluruh sektor, termasuk pendidikan. Pendidikan mengalami perubahan dalam proses pembelajaran, berbulan-bulan lamanya anak-anak melaksanakan pembelajaran dialihkan melalui proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari
rumah (BDR) sering disebut juga dengan model pembelajaran dalam jaringan, yang saat ini kita kenal
dengan sebutan daring, pembelajaran online, maupun
e-learning (Nafiah et al., 2021). Pembelajaran online yang dilaksanakan di PAUD secara umum tidak mampu
berjalan secara efektif, dikarenakan banyak kendala yang dihadapi seperti halnya keterbatasan orang tua menyediakan waktu pendampingan dalam proses belajar dan media
yang akan digunakan berupa aplikasi zoom, google meet
dan lain sebagainya. Hasil penelitian
lain analisis kendala orang
tua dalam pembelajaran daring menunjukkan bahwa hambatan orang tua dalam pemahaman
materi pembelajaran, kurangnya waktu pendampingan anak belajar karena faktor orang tua yang bekerja, kesulitan orang tua dalam mengoprasikan
gawai, tingkat keterbatasan kesabaran orang tua dalam stimulasi
belajar dan layanan
internet yang tidak memadai
(Wardani & Ayriza, 2021)
Dijelaskan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Wulandari
menjelaskan bahwa pembelajaran online berdampak
pada penurunan perkembangan
(Wulandari & Purwanta,
2021). Menurut penelitian Suhendro pembelajaran daring mengalami problema seperti halnya hambatan orang tua dalam penyediaan paket data, waktu pendampingan orang tua dalam proses belajar anak karena anak
tidak mampu mengoperasikan hp berbasis
android, lokasi tempat tinggal mempengaruhi kelancaran signal (Suhendro, 2020), dengan demikian
sarana sangat mempengaruhi kelancaran proses belajar secara online.
Proses belajar mengajar anak usia dini
(PAUD) berbeda dengan belajar mengajar tingkat SD, SMP dan SMA. Pembelajaran
paud membutuhkan proses pendampingan dan stimulasi secara keseluruhan seperti halnya pembentukan karakter maka dibutuhkannya proses pembelajaran secara tatap muka. Pada bulan Maret 2021 sekolah sudah mulai
membuka masa kebiasaan baru (new normal)
dengan dimulainya pembelajaran tatap muka dengan menerapkan
protokol kesehatan yang ketat. Sesuai kebijakan
dari SKB 4 Menteri tentang kegiatan transisi pembelajaran tatap muka melalui dua
fase diantaranya 1) masa transisi 2) masa kebiasaan baru (Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, 2021). Dalam hal
itu pengelola lembaga harus mempersiapkan
segala sesuatunya sesuai prosedur pelaksanaan pembelajaran tatap muka, seperti
halnya setting tempat dan kelengkapan protokol kesehatan secara ketat.
Pengelolaan
PAUD harus memperhatikan dan mempersiapkan lingkungan yang berkualitas,
dikarenakan sebagai penunjang bagian dari standar sarana dan prasarana yang
perlu dimaksimalkan. Sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang prinsip-prinsip standar sarana
prasarana diantaranya : 1)
sesuai dengan tumbuh kembang anak; 2) memenuhi kriteria kesehatan bagi anak,
aman, nyaman, dan terang, 3) memanfaatkan benda-benda di lingkungan sekitar sepertihalnya daur ulang dan bahan bekas (Hidayatulloh,
2014). Pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat dan lingkungan yang aman dan nyaman yang harus
diberikan kepada anak melalui stimulasi-stimulasi dari orang tua/guru mengingat
saat ini sedang mengalami masa pandemi (Windarta,
2021)
Pendidikan anak usia dini
ialah pendidikan sepanjang hayat (life long education), jika tidak dikembangkan dengan baik akan
berdampak kejenjang sekanjutnya. Dalam proses pendidikan melalui perencanaan, pelaksanaan dan asesmen yang baik, pengelola PAUD harus mempersiapkan keberadaan lingkungan yang tepat sebagai setting pembelajaran (Shaleh &
Anhusadar, 2021). Lembaga PAUD yang melakukan tatap muka harus
memperhatikan keamanan dan kenyamanan warganya dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat, bertujuan untuk mencegah penyebaran virus dengan melakukan kedisiplinan peserta didik serta persiapan
dan pengaturan kelas yang sehat (Taulany, 2020).
Dari beberapa
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran pengelola
lembaga PAUD sangat penting
dalam proses kesiapan lembaga agar kegiatan pembelajaran mampu berjalan dengan baik demi kenyamanan dan kesehatan warga sekolah. oleh karena itu peneliti tertarik
meneliti kesiapan pengelola dalam menghadapi pembelajaran new
normal covid 19 di Kecamatan Way Jepara
Lampung Timur.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif metode survey yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan pengelola lembaga menghadapi pembelajaran tatap muka new normal covid-19. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Way Jepara dan Kecamatan Braja Selebah Kabupaten
Lampung Timur, Subyek penelitiannya
adalah Pengelola PAUD yang berjumlah 15 orang. Tehnik pengumpulan data dengan memberikan instrument berupa
daftar pertanyaan kesiapan sekolah dalam pembelajaran
tatap muka di masa pandemi covid 19. Adapun Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui persentasi kesiapan pengelola dari seluruh indikator
yang telah ditentukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 26. Statistik deskriptif adalah menggambarkan dan menganalisis kelompok data yang diberikan tanpa penarikan kesimpulan mengenai kelompok data yang lebih besar (Kariadinata &
Abdurahman, 2012).
Instrument pertanyaan
yang diberikan selanjutnya disusun menggunakan skala guttman. Menurut sugiyono bahwa skala guttman
merupakan sebuah jawaban yang tegas dari permasalahan. Skala gutman biasanya terdiri dari dua
interval seperti” ada” atau “tidak”, “ya” atau “tidak”.
(Sugiyono, 2018). Kemudian dilakukan
analisis dengan rumus presentasi dari hasil instrument yang diberikan kepada responden.
Interprestasi
secara kualitatif yang ditentukan dari persentase sebagai berikut :
Tidak siap 0%<x<40%
Kurang siap 40%<x< 60%
Siap 60%<x<
90%
Sangat siap 90%<x<100%
Tabel 1. Indikator kesiapan
pengelola menghadapi pembelajaran tatap muka masa covid-19
No. |
Indikator Kesiapan |
Aspek Penilaian |
1. |
Kesiapan Lembaga Indikator Kondisi
Kelas |
1.
Sekolah telah mengatur pembatasan jumlah peserta didik setiap kelas 2.
Sekolah Penataan ruang kelas jarak meja/kursi siswa minimal 1.5 m 3.
Membatasi jam pertemuan belajar di sekolah setiap harinya 3 jam |
2. |
Kondisi medis warga
satuan Pendidikan |
1.
Seluruh pendidik dan tenaga kependidikan telah melaksanakan vaksinasi 2.
Fasilitas layanan kesehatan yang strategis seperti puskesmas, klinik, rumah sakit dan lainnya 3.
Membuat kesepakatan bersama komite sekolah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, terkait kesiapan melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan |
3. |
Perilaku wajib di
seluruh lingkungan satuan pendidikan |
1. Menggunakan
masker 2.
Cuci tangan
dengan sabun di air mengalir 3.
Terdapat thermogun ( pengukur suhu tubuh) 4.
Toilet atau kamar mandi bersih |
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini terdapat
satu varibel yaitu kesiapan pengelola dalam menghadapi pembelajaran new
normal di era pandemi covid 19. Maka didapatkan hasil secara deskriptif sebagai berikut :
Menurut Keputusan Bersama Menteri Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Di Coronauirus Disease 2019
(COVID- 19) ada beberapa indikator pembelajaran tatap muka yang perlu dilengkapi diantaranya (Hardiyanti et al.,
2021) ; (1) Kondisi kelas (2) Kondisi medis warga satuan
Pendidikan (3) Indikator Perilaku wajib di
seluruh lingkungan satuan pendidikan.
Hasil penelitian kesiapan dari 15 lembaga sesuai dengan indikator diantaranya :
Tabel 2. Frequency Persentasi Tabel
Kesiapan Lembaga Indikator Kondisi Kelas
Pertanyaan 1 |
||||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
||
Valid |
Ya |
15 |
100.0 |
100.0 |
100.0 |
|
Aspek
pembatasan jumlah peserta
didik setiap kelas menunjukkan sangat siap (100%). Pembatasan tersebut dilakukan sebagai langkah sosial distancing dalam melakukan aktivitas sehari-hari bertujuan untuk mengurangi interaksi dan pencegahan penyebaran virus covid-19. Sosial
distancing diyakini dan menjadikan
rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, orang tua, dan guru agar terhindar dari wabah virus covid-19 (Sit & Assingkily,
2020).
Tabel 3. Frequency Persentasi Tabel Kesiapan Lembaga Indikator Kondisi Kelas
Pertanyaan
2 |
||||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
|
Valid |
Ya |
9 |
60.0 |
60.0 |
60.0 |
|
Tidak |
6 |
40.0 |
40.0 |
100.0 |
|
|
Total |
15 |
100.0 |
100.0 |
|
|
Aspek penataan ruang kelas jarak
meja/kursi siswa minimal 1.5 m menunjukkan kurang siap (60%). Dari hasil frekuensi tersebut, indikator kondisi kelas satuan
PAUD menunjukkan bahwa kurang maksimal dalam penataan ruang kelas berjarak minimal 1,5. Dengan demikian para pengelola menjelaskan bahwa pola belajar
anak usia dini belum bisa
diterapkan pembelajaran
yang berjarak karena anak anak aktif
bergerak dalam proses pembelajaran. Menghadapi kondisi tersebut pengelola lembaga berusaha untuk mengatasi dengan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan peserta didik.
Secara substansi mengurangi resiko pencegahan covid-19 di lingkungan
PAUD dengan mengurangi interaksi dan jaga jarak sulit dilakukan. Oleh karena itu, perencanaan program pembukaan kembali
PAUD harus fokus pada strategi mitigasi yang lebih
efektif. Strategi ini termasuk pencegahan penularan pada keluarga dan warga sekolah, wajib masker seluruh warga sekolah,
jaga jarak, menjaga kebersihan tangan dan pernafasan, dan mengutamakan kegiatan di luar ruangan (Sari et al., 2022). Penerapan sosial distancing yaitu dengan melakukan pola belajar home visit, bershif dan bergantian hari (Sit & Assingkily, 2020).
Tabel 4. Frequency Persentasi Tabel Kesiapan Lembaga Indikator Kondisi Kelas
Pertanyaan
3 |
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Ya |
15 |
100.0 |
100.0 |
100.0 |
Hasil persentasi aspek lembaga membatasi jam pertemuan belajar di sekolah setiap
harinya 3 jam menunjukkan sangat siap (100%), sesuai dengan durasi pertemuan
kelompok usia 2-4 tahun dengan lama belajar paling sedikit 360 menit per minggu
dan kelompok usia 4-6 tahun dengan durasi waktu lama belajar paling sedikit 900
menit perminggu.
Gambar 1. Diagram
Hasil Indikator Kondisi Kelas.
Tabel 5. Presentasi Tabel kesiapan lembaga sesuai indikator kondisi medis warga satuan pendidikan.
Pertanyaan 1 |
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Ya |
13 |
86.7 |
86.7 |
86.7 |
Tidak |
2 |
13.3 |
13.3 |
100.0 |
|
Total |
15 |
100.0 |
100.0 |
|
Dari
hasil aspek pendidik dan tenaga kependidikan telah melaksanakan vaksinasi menunjukkan kategori siap (86,7%), ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kurangnya
maksimal guru mengikuti vaksin yaitu guru yang mempunyai penyakit peserta dan kewaspadaan kondisi kesehatan setelah mengikuti vaksin yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Sejalan dari hasil
penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa yang membuat masyarakat banyak yang takut dan cemas mengikuti program vaksin dari pemerintah
dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat, berita hoax tentang bahaya vaksin dan kecemasan kondisi kesehatan setelah mengikuti vaksin (Yuda et al., 2021), maka perlu
edukasi tentang vaksin covid-19 sehingga menjadi solusi penghambat penyebaran virus
covid-19.
Tabel 6. Presentasi Tabel kesiapan lembaga sesuai indikator kondisi medis warga satuan pendidikan.
Pertanyaan 2 |
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Ya |
15 |
100.0 |
100.0 |
100.0 |
Dari aspek
kemampuan lembaga
mengakses fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik, rumah sakit
dan lainnya menunjukkan kategori sangat siap (100%), dengan melihat rata-rata kondisi lembaga di Kecamatan Way Jepara dan braja selebah sangat strategis terletak tidak jauh dari
fasilitas kesehatan yang ada masing-masing wilayah, sehingga
memudahkan dalam pelayanan kesehatan.
Tabel 7. Presentasi Tabel kesiapan lembaga sesuai indikator kondisi medis warga satuan pendidikan.
Pertanyaan 3 |
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Ya |
12 |
80.0 |
80.0 |
80.0 |
Tidak |
3 |
20.0 |
20.0 |
100.0 |
|
Total |
15 |
100.0 |
100.0 |
|
Selanjutnya dari aspek Membuat kesepakatan
bersama komite sekolah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan menunjukkan
kategori siap (80%), dari aspek tersebut
lembaga belum sepenuhnya berkolaborasi dengan komite sekolah
di setiap lembaga yanga ada, dikarenakan
lembaga PAUD biasanya dalam proses pengelolaan secara mandiri. Pada dasarnya komite sangat membantu tercapainya program dan pelaksanaan lembaga sekolah. Komite sekolah berperan sebagai konsep perencanaan kegiatan ataupun membantu dalam menyiapkan fasilitas atau segala sesuatu yang dibutuhkan di lembaga sekolah (Amiruddin, 2021).
Gambar 2. Diagram
Hasil Instrumen
Indikator Kondisi Medis
Tabel 8. Frequency Tabel Perilaku
wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan
Pertanyaan1 |
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Ya |
15 |
100.0 |
100.0 |
100.0 |
Tabel 9. Frequency Tabel Perilaku
wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan
Pertanyaan 2 |
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Ya |
15 |
100.0 |
100.0 |
100.0 |
Tabel 10. Frequency Tabel Perilaku
wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan
Pertanyaan 3 |
||||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
||
Valid |
Ya |
15 |
100.0 |
100.0 |
100.0 |
|
Tabel 11. Frequency Tabel Perilaku
wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan
Pertanyaan 4 |
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Ya |
15 |
100.0 |
100.0 |
100.0 |
Gambar 3. Diagram Hasil Instrumen
Kesiapan
Lembaga sesuai Indikator Perilaku Wajib Di Seluruh Lingkungan Satuan Pendidikan
Dari tabel
dan diagram di atas Kesiapan
Lembaga dari
indikator perilaku wajib di seluruh lingkungan warga satuan PAUD menunjukkan kesiapan melakukan pencegahan penyebaran virus dengan berbagai cara dalam
pembelajaran tatap muka di era new normal dengan ketegori sangat siap. Menggunakan
masker, cuci
tangan dengan sabun di air mengalir, terdapat thermogun ( pengukur suhu tubuh),toilet
atau kamar mandi bersih menunjukkan rata-rata persentasi 100%. Dengan demikian bahwa lembaga sangat siap.
Prilaku hidup sehat
dan bersih pada anak di
masa pandemi covid-19 dapat
dilakukan dengan cara menstimulasi anak membiasakan dan mengingatkan untuk selalu makan bergizi
,olahraga dan istirahat
yang cukup serta melakukan berjemur setiap pagi sekitar
10-15 menit, menjaga kebersihan diri sendiri, dan mencuci tangan dengan sabun
(Safitri & Harun,
2020). Sejalan yang dijelaskan bahwa pencegahan penyebaran virus di masa pandemi
di lingkungan paud (Nugroho &
Yulianto, 2020) dapat dilakukan
dengan cara :(1)Selalu melakukan pengecekan / mengontorol suhu tubuh kepada
semua warga sekolah sebelum memasuki lingkungan sekolah, (2) Mewajibkan kepada seluruh warga sekolah melakukan
cuci tangan dengan sabun mengalir
yang telah dipersiapkan di lingkungan sekolah, (3) Mewajibkan kepada seluruh warga sekolah
memakai masker yang direkomendasikan,
(4) Menjaga jarak dalam lingkungan kelas dengan mengatur
tempat duduk minimal 1.5 m, (5) Melakukan
social distancing antar warga
sekolah, (6) Mengurangi durasi waktu pembelajaran
di sekolah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum lembaga benar-benar melaksanakan pembelajaran tatap muka yang aman dan nyaman untuk semua
warga sekolah diantaranya (Ningsih, 2020): (1) membersihkan lingkungan sekolah, dengan melakukan penyemprotan disinfektan rutin untuk setiap
kelas dan benda-benda yang ada di sekitar, (2) menyediaakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk pencegahan penyebaran virus covid
19 seperti tempat cuci tangan, kapsitas
kelas dan lain sebagainya,
(3) melakukan pengecekan suhu tubuh dengan
menggunakan thermogen kepada seluruh warga sekolah saat
akan memasuki area sekolah, karena sebagai prioritas utama untuk kesehatan
dan keselamatan (4) bekerjasama
dengan pihak kesehatan setempat untuk memantau proses pembelajaran yang aman dan nyaman ,(5) warga sekolah yang sedang mengalami demam,batuk, sakit tenggorokan, sesak nafas tidak
diperkenankan untuk datang kesekolah dan kotak dengan orang lain, (6) menganjurkan warga sekolah agar menjaga kesehatan diri untuk tidak berbagi
dan memakai peralatan makanan dan minuman secara bersamaan agar mengurangi resiko penularan, (7) menyusun rencana KBM yang memungkinkan anak anak tidak
berkerumun, misalkan mengurangi jam pembelajaran, bershif dan pemakaian ruang kelas tidak
berpindah-pindah.
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada saat new normal, pemerintah sudah menyusun ketentuan penerapan protokol yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Maka pihak lembaga harus
mempersiapkan beberapa hal dalam pelaksanaan
pembelajaran new normal. dengan
maksimal. Beberapa ketentuan pemerintah pelaksanaan pendidikan era new
normal yaitu : pertama, melakukan koordinasi
pemerintah kesehatan kepada pemerintah daerah melalui pembaharuan berbagai data agar dapat melaksanakan peraturan kesehatan pada saat new normal. Kedua, wajib mengadakan
rapid tes bagi guru serta para petugas di sekolah yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk memastikan pencegahan penularan mata rantai covid-19. Ketiga, sekolah diwajibkan menyiapkan semua struktur dan fasilitas sekolah, karena pada tahap penyesuaian yang mengharuskan pembelajaran sesuai dengan protokol kesehatan covid-19 pada saat new
normal (Adawiyah et al., 2021).
Pada
masa pandemi covid saat ini peran pengelola
PAUD sangat penting untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka agar dapat mengatasi permasalahan dalam kondisi apapun, harus mampu membaca
situasi tertentu, apa yang harus dilakukan dan pada saat yang berbeda
melakukan yang lain. Pengelola PAUD harus mampu menganalisa kondisi dengan melihat kebutuhan yang harus dipenuhi, maka pengelola harus mempunyai kompetensi sebagai pemimpin, supervisor, inovator
dan kompetensi manajerial.
Peranan
kepala sekolah akan saling mendukung satu sama lainnya untuk menciptakan
sekolah yang unggul (Supriadi, 2020).
KESIMPULAN
Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa kesiapan para pengelola lembaga satuan PAUD dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka new normal pandemi covid-19 kategori sangat siap dengan mempersiapkan ptotokol kesehatan yang ketat dan melengkapi sarana prasarana yang menunjang kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang telah dilakukan, mengingat tingkat kesulitan guru PAUD dalam proses kegiatan belajar mengajar anak usia
dini jika dilakukan secara online, maka pengelola lembaga berusaha semaksimal mungkin untuk menyiapkan agar proses kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan aman dan nyaman dan menjamin kesehatan warga sekolah.
REFERENSI
Adawiyah, R., Isnaini, N. F., Hasanah, U., &
Faridah, N. R. (2021). Kesiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka pada Era
New Normal di MI At-Tanwir Bojonegoro. Jurnal Basicedu, 5(5).
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1435
Amiruddin. (2021). Kesiapan Madrasah Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka
Tahun 2021 Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Educandum, 7(2).
Hardiyanti, W. E., Sulkifly, & Mori, J. T. S. (2021). Kesiapan
Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan bagi Anak Usia Dini di
Era New Normal. Student Journal Of Early Childhood Education, 1(1).
Hidayatulloh, M. A. (2014). Lingkungan Menyenangkan dalam Pendidikan Anak
Usia Dini: Pemikiran Montessori. Nadwa, 8(1).
https://doi.org/10.21580/nw.2014.8.1.574
Kariadinata, R., & Abdurahman, M. (2012). Dasar-dasar Statistik
Pendidikan. CV.Pustaka Setia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran di Masa Pandemi Covid 19.
Nafiah, Q. N., Hibana, & Surahman, S. (2021). Pengaruh Gadget Terhadap
Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini Era Pandemi Covid-19. Jurnal Smart
Paud, 4(2).
Ningsih, N. C. R. (2020). Kesiapan lembaga pendidikan anak usia dini
menyongsong era new normal. Seminar Nasional Penalaran Dan Penelitian
Nusantara.
https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/ppn/article/view/371
Nugroho, I. H., & Yulianto, D. (2020). Penerapan Disiplin Protokol
Kesehatan Di Era Kenormalan Baru Pada Dunia PAUD. Jurnal Al-Hikmah, 8(1).
Safitri, H. I., & Harun, H. (2020). Membiasakan Pola Hidup Sehat dan
Bersih pada Anak Usia Dini Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1).
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.542
Sari, D. Y., Rahma, A., & Rahaju, I. (2022). Penataan Ulang
Infrastruktur PAUD dalam Rencana Pembukaan Kembali Sekolah di Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3).
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i2.1450
Shaleh, M., & Anhusadar, L. (2021). Kesiapan Lembaga PAUD dalam
Pembelajaran Tatap Muka pada New Normal. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2).
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.1139
Sit, M., & Assingkily, M. S. (2020). Persepsi Guru tentang Social
Distancing pada Pendidikan AUD Era New Normal. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2).
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.756
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Suhendro, E. (2020). Strategi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini di
Masa Pandemi Covid-19.pdf. Golden Age Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia
Dini, 5(3).
Supriadi, O. (2020). Peranan Kepala PAUD dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Sebelum dan Saat Terjadi Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1).
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.727
Taulany, H. (2020). Manajemen Proses Pembelajaran Pendidikan Anak Usia
Dini Pasca Pandemi Covid 19. Pascasarjana S3 Manajemen Kependidikan UIN
Semarang.
Wardani, A., & Ayriza, Y. (2021). Analisis Kendala Orang Tua dalam
Mendampingi Anak Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1).
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.705
Windarta, L. R. P. (2021). Pendidikan Kesehatan, Gizi dan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Bagi Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Genius,
2(1).
Wulandari, H., & Purwanta, E. (2021). Pendidikan Anak Usia Dini
Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini di TK selama Pembelajaran Daring saat
Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1).
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.626
Yuda, H. T., Suwaryo, P. A. W., Fitriyati, L., Mahardika, A. G., &
Haryani, K. D. (2021). Edukasi Persiapan Vaksinasi Covi-19 pada Guru dan
Karyawan SD Kreatif Muhammadiyah Gombong. Jurnal Empati, 3(2).
Copyright holders:
Sefriyanti, Ichsan
(2023)
First publication right:
Generasi– Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
This
article is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International