KATA KUNCI Anak Usia Dini, Bimbingan Konseling, Belajar INFO ARTIKEL Received: 20 Mei 2023 Revised: 23 Mei 2023 Accepted: 23 Mei 2023 |
ABSTRAK Dalam penelitian ini menjelaskan tentang layanan bimbingan konseling belajar pada anak usia dini. Metode
penelitian yang digunakan
adalah metode studi kepustakaan yaitu suatu teknik
yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang sesuai dengan topik atau masalah
yang sedang diteliti.
Adapun sumber data diperoleh
dari jurnal dan buku ilmiah. Layanan bimbingan konseling pada PAUD sangatlah penting dan dibutuhkan karena untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak didik baik dari
segi kejiwaan, emosional, fisik dan pemikiran. Sesuai dengan ungkapan hasan (2011) bahwa PAUD adalah lembaga pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar (SD) sebagai upaya pembinaan dan pengajaran bagi anak sejak lahir
sampai usia enam tahun dengan
cara tertentu, dengan tujuan guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara
jasmani ataupun ruhani agar memiliki kesiapan dalam melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya pada jalur formal, non formal atau informal. bimbingan konseling di lembaga PAUD ini harus diberikan kepada semua anak didik, tidak
hanya kepada anak yang bermasalah saja. Karena anak yang tidak bermasalahpun perlu mendapatkan layanan bimbingan agar lebih mudah dalam mengembangkan
bakat, minat dan potensinya. Dengan begitu bimbingan konseling bukan saja untuk mengatasi
anak didik yang bermasalah, namun juga sebagai tindakan untuk terpenuhinya kebutuhan dalam perkembangan anak secara maksimal. Adapun Aplikasi belajar pada pendidikan anak usia dini bisa
melalui media mainan seperti yang dikatakan Lestari
(2014) bahwa media bimbingan
dan konseling berbasis islami terhadap anak usia dini
dalam pembentukan karakter kemandirian bisa dilakukan dengan media permainan. |
PENDAHULUAN
AUD yaitu anak yang berumur sejak 0
sampai umur enam tahun melalui beberapa periode seperti bayi, balita dan
periode prasekolah. Tumbuh kembang anak itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan
bermain, sekolah dan pendidikan orang tuanya(Astutik, 2019).
Pendidikan anak usia dini juga bisa
terbentuk dari lingkungan sekitarnya seperti teman bermain, orang tua dan guru
di sekolah. Namun diantara semuanya yang paling besar
pengaruh dalam pendidikan anak adalah orang tuanya. Orangtua
merupakan orang pertama kali yang menciptakan keadaan psikis ataupun fisik.
Namun sedikit sekali bagi orang tua yang mampu mendidik anak – anaknya dengan
baik yang sesuai dengan kaidah ilmu mendidik anak, sehingga
tidak sedikit tumbuh kembang anak terganggu psikis atau fisiknya.
Dengan adanya pendidikan formal atau non
formal maka bisa dijadikan satu sarana pendidikan bagi Anak Usia Dini atau
istilah lain adalah PAUD, tujuannya yaitu agar si anak mampu belajar dengan
mandiri dan lebih percaya diri sehingga tidak ketergantungan lagi kepada yang
lain. PAUD merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang focusnya
itu hanya untuk anak usia dini yaitu anak dari umur sejak lahir – umur 6 thn dan ini bukanlah termasuk syarat untuk masuk ke sekolah
dasar (Astutik, 2019).
Jenjang pendidikan sebelum sekolah dasar
adalah PAUD. dan ini merujuk pada pasal
28 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003. Adapun pendidikan persekolahan dimulai dari
sekolah dasar, sekolah menegah (SD,SMP, SMA sederajat )dan perguruan tinggi.
upaya memfasilatasi dalam megembangkan
siswa tidak hanya dibebankan pada jenjang Sekolah Dasar (SD), menengah
(SMP/SMA) dan perguruan tinggi akan tetapi dimulai sejak PAUD (Zamroni, 2018).
Dan Bimbingan konseling sangat berperan penting dalam menyusun strategi
pelayanan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Oleh
karena itu pelayanan Bimbingan Konseling Harus ada sejak jenjang
PAUD,SD,SMP,SMP dan sekolah tinggi.
Dan didalam layanan
bimbingan konseling belajar pada PAUD
tidak saja menggunakan keterampilan verbal, tetapi menggunakan berbagai
sarana seperti buku cerita, boneka,
permainan dan lain-lain. (Astutik, 2019).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah metode studi
kepustakaan (library research) yaitu suatu teknik
yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang sesuai dengan topik
atau masalah yang sedang diteliti. Adapun sumber data diperoleh dari jurnal, buku
ilmiah dan karya - karya ilmiah lainnya
(Azizah &
Purwoko, 2019).
Menurut Zed
(2008) studi kepustakaan memiliki ciri khusus
yaitu :
1. Peneliti tidak
mengambil data langsung dari lapangan melainkan
mendapatkan data melalui sumber karya ilmiah
oranglain.
2. Peneliti cukup
mengambil data dari sumber – sumber yang sudah disiapkan
3. Data pustaka pada umumnya adalah data yang didapati dari tangan
kedua dan bukan dari tangan pertama
(orisinil)
4. Data pustaka bersifat tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Kuhlthau (2002) mengatakan Langkah-langkah penelitian adalah :
1. memilih topik
atau tema
2. mengumpulkan sumber
– sumber data
3. menyajikan data
4. menyusun laporan
pada penelitian ini sumber data diperoleh dari buku dan jurnal, yang meliputi 2 buku dan 3 jurnal yang sesuai dengan materi – materi topik penelitian
ini.
Adapun bahan penelitian disajikan dalam bentuk tabel
:
Tabel 1.1 Daftar Bahan Penelitian
No. |
Judul |
Tahun |
Penulis |
1. |
Peran Bimbingan
Dan Konseling Dalam
Pendidikan Ramah Anak Terhadap Pembentukan
Karakter Sejak Usia Dini_Angelin Masintan Br Sitorus_190103001_Pkaud_A |
2016 |
Hardi Prasetiawan |
2. |
Bimbingan dan Konseling Pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini |
2018 |
Zamroni, Edris |
3. |
Penguatan Karakter Anak Usia Dini Melalui Bimbingan dan Konseling |
2018 |
Rozikan, Muhamad |
4. |
Penerapan Layanan Bimbingan
Dan Konseling Pada Anak Usia
Dini |
2019 |
Astutik, Choli |
5. |
Studi Kepustakaan Mengenai
Landasan Teori dan Praktik Konseling |
2019 |
Azizah, Ainul Purwoko, Budi |
6. |
Peran Pendidik
dalam Konsep Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini |
2020 |
Mawarni Purnamasari Na’imah, Na’imah |
HASIL DAN PEMBAHASAN
PAUD adalah singkatan dari Pendidikan
Anak Usia Dini, menurut Hasan (2011) PAUD merupakan lembaga pendidikan untuk
anak sebelum masuk jenjang sekolah dasar (SD) sebagai tempat pembinaan dan
pengajaran bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun dengan cara tertentu,
tujuannya yaitu guna memberikan bantuan agar tumbuh kembang anak menjadi
terkontrol normal dan berjalan dengan baik dan memiliki kesiapan dalam
melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya (Rozikan, 2018).
Sementara menurut isjoni (2010) mengatakan PAUD
merupakan sebuah layanan yang diberikan kepada anak usia dini dengan memberikan
stimulus terhadap semua aspek baik secara fisik atau non fisik. (Rozikan, 2018)
Jadi, PAUD itu merupakan suatu kegiatan belajar yang didalamnya dihadirkan gaya belajar dengan cara bermain yang
akan memberikan dampak positif kepada anak tersebut dan mendapatkan sejumlah
keterampilan sehingga ia mampu berintraksi, mengeklorasi dengan baik. (الشعراني & الوزير, 2006).
AUD dengan keterangan usia dibawah
3 tahun (Batita), usia dibawah 5 tahun ( Balita) dan
usia 4-5 (prasekolah). (Mawarni Purnamasari & Na’imah, 2020). Diusia ini sangat berpengaruh besar pada pembentukan
karakter dan kepribadian anak, karena usia dini bisa dinamakan dengan istilah
usia emas (golden age) yang
mengalami perubahan perkembangan dan pertumbuhann
secara pesat. Maka AUD juga sangatlah membutuhkan
pendidikan dan pembinaan secara khusus dengan cara tertentu meliputi seluruh
aspek anak. Sedangkan langkah awal untuk membentuk kepribadian, sikap, akhlaq dan karakter anak sangatl
tergantung pada orangtua dan lingkungannya. Bukan
terletak pada lembaga pendidikan PAUD, hanya saja Lembaga pendidikan ikut serta
dalam memberikan bantuan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 28
menyatakan bahwa PAUD dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal (taman kanak-kanak, raudhatul athfal, bustanul athfal atau bentuk lain
yang sederajat), jalur pendidikan nonformal (kelompok bermain, taman penitipan
anak, atau bentuk lain yang sederajat, dan/atau jalur pendidikan informal yang
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan (الشعراني & الوزير, 2006)
Permendikbud RI No
146 Tahun 2014 menyebutkan bahwa: PAUD/pendidikan
anak usia dini merupakan suatu kegiatan positif yang dinaungi oleh lembaga
pendidikan yang ditujukan untuk anak sejak usia nol sampai usia enam tahun
dengan tujuan memberikan rangsangan atau stimulus kepada anak agar tumbuh
kembang anak normal baik secara raga atau jiwa dan agar anakpun
memiliki kesiapan untuk menghadapi pendidikan di jenjang selanutnya. (Safari, 2020).
Psikologi (psychology) menurut
bahasa terbagi menjadi dua kata yaitu psyche : jiwa
dan logos : ilmu. Jadi menurut etimologi memberikan
arti bahwa psikologi adalah suatu disiplin ilmu yang membahas tentang jiwa
seseorang mulai dari permasalahan – permaslahan yang
ada di jiwa sampai cara pengobatan agar
jiwa bisa tenang dan nyaman. (Safari, 2020). beberapa definisi yang dikemukakan para
ahli, di antaranya sebagai berikut ini:
Crow & Crow (1958) memberikan batasan tentang psikologi bahwa
psikologi mempelajari segala tingkah laku manusia dalam berinteraksi
dengan dunia di sekitarnya, baik dengan sesama manusia maupun dengan alam raya, hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya (Purwanto,
2010, ha1. 2). Sartain
(1958) memberi batasan bahwa psikologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari perilaku dari organisme yang hidup, terutama adalah
perilaku manusia
Bruno (Syah, 2010) mengatakan bahwa psikologi memiliki 3
pengertian yang saling berkaitan satu sama lain yaitu : 1. psikologi adalah
studi pembahasan tentang roh. Kedua, psikologi merupakan suatu ilmu yang focus membahas tentang mental atau jiwa. Ketiga, psikologi
merupakan kajian ilmu tentang perilaku manusia.(Safari, 2020)
Kesimpulanya ialah ilmu yang mempelajari perilaku manusia, berupa segala perbuatan,
tindakan, atau kegiatan manusia, baik yang nampak
maupun yang tersembunyi, baik secara sadar
ataupun tidak sadar. Dan keadaan manusia tersebut dapat diketahui dengan
cara memperhatikan gerak – geriknya dari perilaku yang Nampak
dan psikologi sendiri sangatlah erat kaitannya dengan
kehidupan organisme manusia mulai dari memahami watak, sifat, tingkahlaku perorangan dengan memperhatikan gesture dan gaya intraksinya.
adapun arti pendidikan di dalam KBBI ialah
suatu upaya proses untuk mengubah sikap, perilaku, pemikiran seseorang atau
kelompok dalam upaya pendewasaan manusia dengan melewati pembelajaran dan
latihan – latihan. (Syah, 2010). (Safari, 2020)
Para ahli mendefinisikan
psikologi pendidikan diantaranya ialah :
1.
Crow & Crow (1958), psikologi pendidikan adalah kajian disiplin
ilmu yang membahas dan mejelaskan tentang model
belajarnya individu dari sejak AUD sampai usia lanjut, khususnya adalah faktor
– faktor yang berkaitan dengan belajar.
2.
Menurut Witherington
(1982) adalah proses pendidikan manusia yang tersusun dan teratur secara
bertahap yang harus dilalui oleh peserta didik.
3.
Winke1(1983): psikologi pendidikan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang kajiannya difokuskan kepada peserta didik di
sekolah dengan melalui berbagai macam
jenis belajar dan proses belajar secara bertahap.(Safari, 2020).
Bisa ditarik
kesimpulan dari beberapa definisi tadi bahwa pesikologi
pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang berdasarkan ilmu bagi
peserta didik di dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk membantu menumbuh
kembangkan anak secara jiwa, raga dan pememikirannya
sehingga anak mampu meningkatkan keefisienan di dalam belajar dan pendidikan. (Safari, 2020)
Jadi, psikologi
pendidikan itu mengajarkan bagaimana peserta didik mampu berintraksi
yang tepat dengan gaya belajar dan pendidikan yang ada di suatu lembaga.
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam PAUD
Menurut Syaodih,
Agustin, Nurihsan (2011) menyatakan bahwa “layanan BK pada AUD sangatlah penting
diadakan di lembaga pendidikan seperti
PAUD/TK bertujuan agar anak dapat tumbuh kembang secara baik dan mampu
mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan menjadikan guru PAUD terbantu dalam
menangani, memperhatikan dan memantau proses
belajar anak didiknya baik dari segi kemajuan atau perbaikan hasil
belajarnya (Rozikan, 2018).
Yang memberikan bimbingan konseling dinamakan konselor dan tugas seorang guru
PAUD itu merangkap sekaligus sebagai konselor. Karena peran guru PAUD tidak
hanya sekedar menyampaikan materi untuk mempersiapkan anak didiknya ke jenjang sekolah selanjutnya
namun harus mampu memahami karakter, sikap, perilaku dan minat anak – anak dan
juga seorang guru PAUD harus berupaya untuk mengembangkan emosional, fisik,
pemikiran dan spritualnya. Maka begitu besar tugas
dan tanggung jawab seorang guru PAUD sehingga sangat dibutuhkan adanya layanan
bimbingan konseling di jenjang PAUD/TK.
Program layanan bimbingan konseling biasanya
ditemukan di jenjang sekolah menengah (SMP, SMA) perguruan tinggi bahkan
masyarakat umum, dan tidak kalah pentingnya program ini ada di jenjang PAUD dan
sekolah dasar (SD), hanya saja berbeda dalam penekanan kepada konseli ketika praktek pelayanan bimbingan yang menyesuaikan dengan
jenjang pendidikan si konseling (Rozikan, 2018).
Perlu diketahui, bahwa BK di lembaga PAUD ini harus diberikan kepada semua anak
didik, tidak diberikan kepada anak yang memiliki problem saja. Karena
anak yang tidak bermasalahpun perlu mendapatkan
layanan bimbingan agar lebih mudah dalam mengembangkan bakat, minat dan
potensinya. Dengan begitu bimbingan konseling bukan saja untuk mengatasi anak
didik yang bermasalah, namun juga sebagai tindakan untuk terpenuhinya kebutuhan
dalam perkembangan anak secara maksimal.
Menurut suryadi
(2009) menyatakan bahwa waktu yang tepat untuk mengadakan penelitian ini adalah
pada masa usia dini atau di jenjang PAUD
(Rozikan, 2018).
Ada beberapa alasan kenapa masa usia
dinilah yang tepat untuk melakukan penelitian. karena, pada usia dini anak itu
masih mudah dirubah baik dirubah
sikapnya, wataknyan perilakunya dan belum mengalami traumayang membekas dalam hati. Di usia inilah anak masih
mengalami pertumbuhan dan perkembangannya degan cepat sehingga memungkinkan
untuk melakukan pembenahan diri agar semakin baik. Seorang guru PAUD harus
memahami dan menguasai cara – cara layanan dalam bimbingan konseling terhadap
anak didik usia dini.
Adapun langkah – langkah layanan bimbingan
yang dapat dilakukan guru kepada anak didik yaitu :
1. Layanan
pengumpulan data
Layanan
ini adalah Langkah awal bagi seorang guru untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan kepribadian dan kehidupan anak didik dan keluarganya. Cara
pengumpulan data bisa mengunakan berbagai teknik
seperti observasi, wawancara dan
pemeriksaan medis. Layanan ini dapat dilakukan guru ketika anak didik
mulai belajar di PAUD.
2. Layanan
informasi
Layanan
ini merupakan upaya penginformasian kepada anak didik
dan orangtuanya tentang hal yang berkaitan dengan perkembangn anak. Melalui layanan ini bertujuan agar anak lebih mampu mengenal diri dan
lingkungannya sehingga mampu beradaptasi terhadap lingkungan baru dikemudian
hari.
3. Layanan
konseling
Layanan
ini adalah layanan yang lebih khusus diberikan kepada anak yang bermasalah atau
kepada orangtuanya bertujuan untuk mempermudah dalam
pencapaian perkembangan anak secara optimal. Maka sangatlah
penting bagi orang tua atau keluarga untuk mengarahkan anaknya mengikuti
layanan konseling dengan tujuan agar memperbaiki keadaan yang semula
bermasalah.(Rozikan, 2018).
Tohirin
(2007) menyatakan bahwan layanan BK itu ada 9 jenis diantaranya : 1. Pelayanan orientasi 2. Pelayanan tempat 3.
Pelayanan konten 4. Pelayanan individu 5. Pelayanan konsul 6. Pelayanan
informasi 7. Mediasi 8 & 9. Pelayanan BK kelompok. (HARDI PRASETIAWAN, 2016).
Tujuan
adanya layanan BK pada AUD yaitu agar
peserta didik : 1. mampu mamahami dirinya sendiri 2.mampu memunculkan halpositif 3. mampu memilih aktivitas yang baik 4. mampu
menghormati dan menghargai yang lain selain dirinya 5. mampu bertanggung jawab 6. mampu bersosial dengan seksama 7. mampu
membuat keputusan secara baik.
Layanan bimbingan dalam pendidikan belajar
akan membantu peserta didik sebagai berikut
1. Melakukan
pembelajaran dengan baik
2. Mampu
membuat konsep rencana dan tujuan pendidikan
3. Mampu
berprestasi dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya
4. Mampu
menghadapi ujian dengan baik dan benar.(HARDI
PRASETIAWAN, 2016).
Aplikasi Belajar pada Anak Usia Dini
Aplikasi belajar pada pendidikan anak
usia dini bisa melalui media mainan seperti yang dikatakan Lestari (2014)
bimbingan konseling terhadapp AUD dalam membentuk
perilaku yang mandiri dapat dilakukan dengan media permainan. Dari setiap permainan itu memiliki tujuan
dalam pembentukan sikap perilaku, moral anak dengan menyisipkan moral dalam
media yang diterapkan(Rozikan, 2018).
Pengaplikasian belajar pada PAUD agar lebih efektif dapat
dilakukan dengan 3 cara : 1. contoh
keteladanan dari orangtua dan gurunya seperti,
berkata jujur, sopan santun, sikap dermawan dan lain sebagainya 2. Melaui pembiasaan positif pada anak dengan terus menerus
mengulang 3. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap anak jika melakukan
kebaikan(HARDI PRASETIAWAN, 2016).
Secara profesi, guru merupakan seseorang yang memiliki sejumlah
pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengajar (penyampai ilmu pengetahuan). Tugas utama guru adalah mengajar,
yaitu menyampaikan informasi atau pengetahuan (transfer of knowledge) kepada murid- muridnya. Tugas
pendukungnya adalah mendidik dan membimbing (transfer of values), yaitu mengarahkan dan menuntun para murid- muridnya. Dalam
proses mendidik dan membimbing ini, guru dapat menanamkan nilai-nilai karakter
yang ingin dibangun (character
building) pada diri anak didiknya(Safari, 2020).
Slameto (2003)
merincikan tugas guru yang berpusat pada:
1. Pemberian arah
dan motivasi untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2. Pengalaman belajar yang cukup memadai dapat diperoleh dengan pemberian
fasilitas untuk mencapai tujuan.
Membantu proses perkembangan aspek pribadi murid seperti cara
bersikap, nilai-nilai, dan juga penyesuaian
diri (Safari, 2020). Anak-anak yang
sudah mulai masuk PAUD cenderung menjadikan guru pertama mereka sebagai sosok
idola. Nah, di sini
guru akan menjadi
model contoh bagi
para murid. Oleh karenanya, figur guru diharapkan dapat meneladani karakter-karakter positif melalui
perilaku mereka di hadapan para murid. Menanamkan nilai-nilai karakter
positif atau akhlak
mulia dapat lebih
mudah bila dilakukan melalui
contoh perilaku langsung oleh guru kepada
murid apalagi bila guru tersebut benar-benar diidolakan muridnya.
Guru dapat menerapkan beraneka
ragam variasi metode pembelajaran yang akan membuat peserta didik semangat dalam belajarnya.
Menumbuhkan rasa semangat belajar tersebut dapat dilakukan guru
melalui bermacam- macam
permainan, tanya jawab interaktif, bernyanyi, serta sikap guru yang ramah
murid. Semangat belajar yang timbul akan menumbuhkan sifat berani dan meningkatkan rasa
percaya diri para murid untuk menjadi individu yang
kreatif dan mandiri. Melalui diskusi, kegiatan bertanya
dan menjawab akan membentuk pribadi yang memiliki kemampuan untuk
mengeluarkan pendapat secara baik dan dapat menghargai pendapat orang lain yang
berbeda pandangan dengannya serta selalu mampu bekerja bersama
tim (Safari, 2020).
KESIMPULAN
Paud
adalah sebuah lembaga Pendidikan anak usia dini dijenjang pendidikan sebelum
sekolah dasar (SD). Di jenjang Paud inilah terkadang
dilupakan istilah layanan bimbingan konseling. Karena pada umumnya layanan
bimbingan konseling itu ada di jenjang
sekolah menengah, perguruan tinggi dan di masyarakat. Padahal dalam melihat
kebutuhan akan bimbingan konseling di jenjang paud
dan Sekolah dasarpun sangatlah
membutuhkan, karena di usia anak dinilah proses tumbuh kembangnya psikis, fisik
dan pikiran. Jika di usia ini terjadi gangguan maka akan terbawa sampai usia
dewasa. Oleh karena itu sangatlah di butuhkan adanya layanan bimbingan konseling di terapkan di
lembaga PAUD dan sekolah dasar sebagai sarana untuk membantu dalam proses
pengembangan dan pertumbuhan anak. Ada perbedaan istilah konselor di sekolah
menengah dan di PAUD, jika di sekolah menengah seorang konselor adalah
seseorang yang bertugas sebagai pemberi bantuan atau layanan konseling dan
tidak merangkap sebagai mengajar pelajaran sedangkan seorang konselor di PAUD
adalah seorang guru pengajar yang sekaligus merangkap tugas sebagai konselor. Oleh karena itu guru PAUD
harus bisa mempelajari dan memahami ilmu psikolog dan mampu memberikan
bimbingan konseling kepada peserta didiknya.
REFERENSI
Astutik, C. (2019). Penerapan Layanan
Bimbingan Dan Konseling Pada Anak Usia Dini. Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar,
2(2). https://doi.org/10.24929/alpen.v2i2.17
Azizah, A., & Purwoko, B. (2019). Studi
Kepustakaan Mengenai Landasan Teori dan Praktik Konseling. Jurnal mahasiswa
Universitas Negeri Surabaya, 7(2), 1–7.
Hardi Prasetiawan. (2016). Peran Bimbingan
Dan Konseling Dalam Pendidikan Ramah Anak Terhadap Pembentukan Karakter Sejak
Usia Dini_Angelin Masintan Br Sitorus_190103001_PKAUD_A. Jurnal CARE (Children
Advisory Research and Education), 04, 42–49.
Mawarni Purnamasari, & Na’imah, N.
(2020). Peran Pendidik dalam Konsep Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal
Pelita PAUD, 4(2), 295–303.
https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v4i2.990
Rozikan, M. (2018). Penguatan Karakter Anak
Usia Dini Melalui Bimbingan dan Konseling. Jurnal Fokus Konseling, 4(2),
204. https://doi.org/10.26638/jfk.614.2099
Safari, M. (2020). Psikologi Pendidikan
Anak Usia Dini (hal. 43).
Zamroni, E. (2018). Bimbingan dan Konseling
Pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Indonesian Journal of Educational
Counseling, 2(1), 31–42. https://doi.org/10.30653/001.201821.17
الشعراني, إ. ف., & الوزير, غ. ج. (2006).
No Titleالتعويضات المتحركة الكاملة و التعويضات الفكية
الوجهية. In منشورات جامعة دمشق
(Vol. 1999, Nomor December).
Copyright holders:
Moh Rizal Selamet,
Firdan Khaidar Sukmara, Sulistianingsih, Yovian Yustiko Prasetya (2023)
First publication right:
Generasi– Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
This
article is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International